Mengenang momen 1 Tahun dakwah JRA di Kangean
Pertengahan tahun 2018, tepatnya bulan Mei, JRA pertamakali terdengar di Kepulauan Kangean. Para Praktisi JRA LKP Situbondo yang berasal dari Kangean, mendapat kesempatan mengawal KH. Muzakki Ridwan dalam safari Khatmil Qur’an sekaligus Terapi Pengobatan Qur’ani. Terapy Al-Qur’an ini awalnya hanya sebatas obrolan tidak sengaja antara ustadz Matrasi (PC LKP Situbondo) dengan panitia lokal safari khotmil qur’an. Akhirnya atas restu KH. Muzakki Ridwan, Terapi Pengobatan Qur’ani pun menjadi salah satu rangkaian acara safari khotmil qur’an.
Tim Praktisi dipimpin oleh Matrasi dengan anggota rombongan Moh. Afifuddin, Mahfudz Junaidi dan Haryoko Syaifuddin yang notabene semuanya adalah anggota JRA LKP Situbondo. Sesampainya di Pulau Kangean, rombongan disambut sangat meriah oleh Alumni Pon-Pes Salafiyah Syafi’iyah Asuhan KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy (Salah satu dewan Pembina JRA) serta masyarakat setempat.
Berbagai macam ruqyah pun diadakan, mulai dari yang skalanya personal, keluarga bahkan massal. Aktifitas rutin ini tentu saja menjadi perhatian masyarakat setempat, karena banyak sekali manfaat yang dirasakan langsung. Salah satu yang terkesan adalah ketika Tim Ruqyah menangani kasus seekor kerbau yang sudah 9 hari tidak bisa buang air besar sama sekali.
Berawal dari seorang anggota Banser yang menemui KH. Muzakki untuk mendoakan air guna nantinya diminumkan kepada kerbaunya yang malang. Setelah mengetahui kejadiannya KH. Muzakki memanggil ust. Matrasi guna ditugaskan untuk meruqyah Kerbau yang malang tersebut. Amanat Guru menuntun langkah Tim Ruqyah hingga sampai pada tempat kerbau dipelihara tepatnya di wilayah kangean bagian barat. Apalagi kami ingat betul, guru kita Gus Amak pernah menjelaskan bahwa ruqyah tidak hanya untuk manusia, bahkan juga hewan.
Singkat cerita setelah komunikasi dengan pemiliki kerbau dan air sudah siap akhirnya tim melakukan Proses Ruqyah, hal ini di lakukan oleh ust. Matrasi yang membaca air asmaan, ust mahfudz berdiri di bagian depan kerbau serta prakstisi lainnya di samping kanan kriri kerbau.
Ketika proses membacakan air asmaan belum selesai sempurna, tiba-tiba muncul kabut hitam yang mendorong Ustadz Matrasi. Beliaupun langsung terjatuh dan tidak sengaja air yang disiapkannya tertumpah di badan Kerbau. Ajaib, kerbau yang berhari-hari lemah dan tak mampu berdiri, saat itu juga berdiri dan berlari kencang. Dan tak lama kemudian kerbau juga buang air kecil dengan volume yang banyak mengingat sudah 9 hari si kerbau tak bisa melakukannya.
Prosesi ruqyah tak berhenti, ustadz Matrasi melanjutkan meracik Garam dan Jahe yang dihaluskan untuk kemudian dimasukan ke (maaf) Lobang pantat kerbau. Tak butuh waktu lama, alhamdulillah akhirnya kerbau tersebut bisa buang air besar. Saya sebagai praktisi baru yang menyaksikan kejadian itu pun takjub, kejadian ini saya ingat betul terjadi pada tamggal 10 mei 2018 pukul 00.12 Wib. Keyakinan akan ruqyah bil qur’an pun semakin tinggi.
Subhannallah betap besar kuasa Allah, salah satu bukti Al-Qur’an sebagai obat bagi makhluk yang sakit. Sudah saatnya kita kembali pada al-qur’an agar hidup kita lebih terarah dan husnul khatimah. Mari jadikan Al-qur’an sebagai obat pertama dan utama saat kita sakit, dengan barokah al-qur’an dan dengan izin Allah apapun penyakitnya akan ada kesembuhan.
By :
Moh. Afifuddin
Praktisi JRA
subhanallah, laahauwlawala quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adhim