Kisah mengharukan dan sekaligus membahagiakan datang dari PW JRA Lampung. Tentang seorang Wanita non-muslim yang akhirnya oleh Gus Anam dipandu bersyahadat dan masuk Islam.
Gus Anam mengawali kisahnya, bahwa beberapa hari lalu saudaranya datang bersama seorang wanita bernama Kak Mukni. Kedatangann Kak Mukni tidak lain hanya ingin berkonsultasi saja tentang penyakit yang sudah cukup lama ia rasakan. Salah satu yang ia tanyakan, apakah ia boleh melakukan proses ruqyah sementara dia bukan seorang Muslimah.
Gus Anam pun dengan tegas menjelaskan, tentu saja boleh. Karena Allah sendiri menyatakan berkali-kali dalam al-Qur’an, bahwa al-Qur’an tidak sekedar hudan lil muttaqin (Petunjuk bagi orang yang bertaqwa), lebih dari itu al-Qur’an juga adalah Hudan lin Naas (Petunjuk bagi seluruh manusia). Gus Anam juga menjelaskan, bahwa salah satu misi diutusnya Nabi Muhammad Saw. oleh Allah adalah sebagai Rahmat bagi seluruh Alam.
“Jadi ruqyah dengan quran tidak terbatas hanya untuk orang Islam.” Tegas Gus Anam.
Setelah mendengar penjelasan Gus Anam, Kak Mukni yang tadinya hanya berniat berkonsultasi saja, berubah ingin langsung diruqyah saja.
Gus Anam pun bersedia, namun sebelumnya ia juga menjelaskan kembali karena ruqyah JRA menggunakan ayat-ayat al-Qur’an, beberapa doa dari Nabi dan para ulama, apakah Kak Mukni bersedia mengikuti ucapan-ucapan seperti sholawat dan Istighfar dll.
Tanpa pikir panjang, Kak Mukni bersedia mengikuti beberapa bacaan Gus Anam. Ia menjelaskan bahwa sebenarnya selama ini ia terbiasa dengan bacaan-bacaan doa atau yang semisalnya yang sering dibaca oleh umat Islam, tidak lain karena Kak Mukni sering mendengarnya dibaca diucapkan oleh teman-teman muslimnya.
Singkat cerita, Prosesi Ruqyah pun dilakukan sesuai SOP meruqyah di JRA, tak lama kemudian Kak Mukni mengalami reaksi muntah hebat bercampur darah. Setelah selesai ruqyah, Alhamdulillah bi idznillah kaki kiri Kak Mukni yang selama ini sakit dan sering merasa kesemutan tidak wajar, serta kepala yang seringkali mengalami pusing luar biasa berubah menjadi nyaman sekali. Kak Mukni pun pulang dengan kondisi yang ceria.
Hari minggu, ditemani oleh keluarga besarnya, Kak Mukni kembali datang menemui Gus Anam untuk kembali melakukan prosesi ruqyah. Pada prosesi kali ini, kak Mukni hanya sedikit mengalami reaksi, tidak seperti sebelumnya. Ia pun menjelaskan bahwa selepas ruqyah sebelumnya, ia merasakan betul bahwa ia dapat tidur denga baik dan nyaman. Kondisi badannya pun demikian ia rasakan jauh lebih bugar.
Senin Malam Selasa Kak Mukni menghubungi Gus Anam kembali via Whatsapp. Kak Mukni menyampaikan bahwa ia mantap ingin menjadi Muslimah, namun sebelum prosesi masuk Islam ia kembali ingin diruqyah terlebih dalahulu. Gus Anam yang mendengar keinginan Kak Mukni inipun terharu Bahagia. Bi idznillah, ruqyah kali ini ia tidak mengalami reaksi sama sekali. Keluarganya pun Nampak senang menyaksikan perubahan Kak Mukni yang nampak lebih sehat dan nyaman dengan dirinya.
Prosesi masuk Islam pasca ruqyah pun dilakukan, Untaian kalimat sakral syahadat yang sebenarnya tak asing didengar oleh Kak Mukni kali ini ia ucapkan dengan mantap dan penuh ketegasan dalam hatinya. Ia mengakui, percaya, yakin bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah.!
Senin malam selasa, 27 Januari 2020 adalah hari yang tak akan ia lupakan. Malaikan menjadi saksi, bahwa malam itu semua dosanya diampuni, bak bayi yang baru saja lahir. Kehidupan barunya baru saja dimulai. Ia mengganti Namanya menjari Yenny Nur Aini.
Saat ini Kak Yenny sedang mengurus sertifikat yang manyatakan bahwa ia telah beragama Islam. Mari kita doakan semoga Kak Yenny dan kita semua dapat istiqomah hidup dan mati dalam agama Islam.
Kisah Kak Yenny ternyata tak berhenti di sini saja. Kemarin ia kembali menghubungi Gus Anam untuk memberi kabar bahwa setelah saudara-saudarnya di Jakarta mendengar kisahnya, kemungkinan besar mereka akan datang ke Lampung, tidak lain minta diruqyah dengan al-Qur’an dan bi idznillah mereka juga ingin dipandu membaca syahadat demi memeluk Agama Islam.
“Dengan kejadian ini, saya semakin yakin ddengan al-Qur’an. Dan yakin pula bahwa JRA adalah benar-benar Gerakan dakwah, bukan sekedar wasilah pengobatan” Tegas Gus Anam diakhir kisahnya.