Selama ini banyak sekali teman-teman di Fb alfaqir termakan Hoax, tak jarang mereka memanggil saya dengan sebutan Ustadz, Gus, Kyai.
Terus terang saja, saya itu bukan anak kiyai besar yang punya santri ratusan bahkan ribuan, jadi tidak layak disebut Gus.
Apalagi ilmu agama alfaqir masih dangkal tidak sehebat dengan Gus Nur yang terkenal “jaduk” dapat berdakwah dalam kubur, Bahkan sering diundang ke luar negeri memberikan siraman ruhani kepada para TKW.
Ada juga yang memanggil saya dengan sebutan ustadz, wah itu sangat keterlaluan, karena alfaqir bukan ustadz seperti ustadz Somad yang ahli ceramah, pintar membawakan dalil-dalil, study komparatif para madzahib dan laris ceramahnya kesana-kemari.
Alfaqir sendiri belum layak diberi dan disebut dengan julukan “Gus, Ustadz, apalagi kyai, itu sangat berlebihan.
Karena ilmu agama alfaqir masih cetek dan dangkal, masih penyembah hawa nafsu.
Jadi berikanlah gelar kepada pribadi-pribadi yang cocok menjadi uswatun hasanah yaitu contoh tauladan yang baik, dari ilmu agamanya dan akhlak perilakunya.
Menjadi Ulama’ itu sangat berat, karena harus mewarisi Nabi Muhammad Saw. baik dalam ilmu agama dan akhlak prilakunya, baik secara dohir maupun ruhani.
Islam itu rusak bukan karena dirusak oleh umat lain atau kelompok lain, tetapi bisa rusak karena ulamak dan ummatnya sendiri. Ngakunya pembela agama Islam, ngakunya pecinta Nabi, ngakunya penerus dakwah nabi Saw., tetapi prilakunya justru bertentangan dengan ajaran Nabi Saw.
Untuk itu saya mohon dengan sangat jangan panggil alfaqir dengan gelar-gelar keagamaan, panggil dengan sebutan nama saja dan kita saling bersahabat dalam kebaikan, saling watawashoubil haq wa tawashoubis shobr.
يَّوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ اَلْسِنَـتُهُمْ وَاَيْدِيْهِمْ وَاَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ.
“pada hari, (ketika) lidah, tangan, dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” ( An Nur Ayat 24)
وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُوْلاَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولاً
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabnya.” (QS. Al-Isra’ : 36)