Netralisir jimat-jimat dari Turki

Photo Praktisi JRA Turki sedang menetralisirkan sendiri Jimat-jimatnya ( mereka memiliki puluhan bahkan ratusan yg ternyata kebanyakan berasal dari Indonesia ) dan kami ajarkan cara-nya serta Solusinya …

Setelah mereka netralkan alfaqir cek hasil suwuk-nya, kalau sudah netral maka mereka simpan kembali sebagai aksesoris dan aset budaya ,,,

Sekarang dia Hijrah, yg dulunya menjadi “Jin Colector” kini menjadi Peruqyah JRA ,,, ( Ini menjadi jawaban bagi sebagian kalangan bahwa “Anak NU” dapat menjadi “wadah” itu Hijrah Lho 😀)

Dalam beberapa kasus, memang terkadang orang menyepelekan “jimat berkhodam”. Wallohi, alfaqir sendiri temukan bahwa banyak orang yg sakit-sakitan, anak rewel, keluarga berantakan, perceraian, tidak punya keturunan, ternyata kasusnya karena si “khodam” (bukan koramil) tidak di beri makan oleh sang tuan-nya atau masalah lain-nya. Alfaqir bukan bermaksud “mengkambing hitamkan” jin dalam hal ini, namun hal itu sering alfaqir temui. untuk mengetahui “suatu benda” itu berkhodam atau tidak itupun membutuhkan “ilmu khusus”, yaitu dengan cara, RAHASIA …. ???

Insyaalloh, dlm postingan lain akan alfaqir share Istri sami yg gangguan dan rumah sami yang angker karena memiliki benda-benda yg berkhodam.

Sebagai pengganti Jimat tersebut, alfaqir memberi Mas Sami (pemilik jimat) sebua hadiah tongkat kaokah yg sering alfaqir gunakan.

Percaya Ruqyah bisa mengobati dengan dzatnya, itupun kesyirikan apalagi ke tongkat. Loh kok malah di beri Tongkat ?

Karena Tongkat itu khusus wong ganteng, nah kegantengan saya udah luntur jadi tongkatnya juga luntur seiring kegantengan saya ??? (just kiding)

Tongkat tersebut alfaqir berikan kepada mereka murni karena hadiah sebagaimana dawuhnya kanjeng Nabi SAW ;

تَهَادَوْا فَإِنَّ الْهَدِيَّةَ تُذْهِبُ وَحَرَ الصَّدْرِ وَلَا تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا وَلَوْ شِقَّ فِرْسِنِ شَاةٍ

“Hendaknya kalian saling memberikan hadiah, karena hadiah dapat menghilangkan sifat benci dalam dada, dan janganlah seseorang meremehkan pemberian tetangganya walaupun hanya secuil kaki kambing.” (HR. Tirmidzi).

Wallohu A’lam wa ilahil musta’an …

Jakarta, 02 Ramadlon 1439 H/18 Mei 2018