Pasca pelatihan di Pondok “Riyadhul Ulum” kemarin (23/04/2017), ada keinginan untuk merevisi buku panduan khusus praktisi JRA karena ada beberapa catatan yang masih keliru dan saya meminta bantuan Ust. Masrur Jamal (SEKJEND JRA) untuk mengeditnya & membuat buku saku khusus doa doa ruqyah sekaligus membuat Aplikasi Gratis Panduan Ruqyah Aswaja di playstore.
Namun rencana tersebut tertunda karena ada peserta pelatihan (Mas Rokan) asal Kec. Gumelar Kab. Banyumas Jawa tengah yang ketika ruqyah masal butuh penanganan khusus lagi di rumahnya.
Singkat cerita, pkl 09.30 saya berangkat sampai di lokasi pkl 11.30, saya mengira cuma 1 keluarga saja yang butuh penanganan namun ternyata tetangga mas Rokan berdatangan hingga mencapai sekitar 25-30 orang, saya terpaksa menangani sendiri karena alumni pelatihan belum siap.
Wal hasil setelah ruqyah secara berjamaah saya mendiagnosis, ada yang sakit medis ada pula yang non medis. Untuk yang medis saya sarankan pengobatan ala Nabi (Thibbun Nabawi) dengan terapi bekam, gurah, Lintah & mengkonsumsi madu yang diruqyah sendiri.
Sedangkan yang terindikasi penyakit non medis saya suruh untuk tidak meninggalkan lokasi (jumlahnya sekitar 8 orang). Walhasil dari 8-an orang yang terindikasi non medis, saya posisikan berdiri & semua bereaksi. Ada satu orang yang di tinggali bangsa Jin (di agnosis dokter rematik) sudah 15 tahun hingga tulang belakangnya bermasalah dan tidak bisa berdiri tegak, ada juga ibu2 yang terkena sihir akhirnya rahimnya bermasalah hingga anaknya pun bermasalah (hiperaktif).
Alhamdulillah 8 orang tadi usai dan keluhan2 selama ini di alami sudah sembuh bi idznillah, namun saya sarankan agar tetap waspada dan saya ajarkan ruqyah mandiri agar tidak bertawakal kepada makhluk (saya sebagai peruqyahnya).
Tidak cukup sampai di situ, ada 3 bapak2 yang datang belakangan, untuk minta di obati karena ada beberapa keluhan kesehatan. Satu di antaranya saya diagnosis penyakit medis hingga saya sarankan bekam. Sedangkan 2 lainnya saya diagnosis gangguan non medis, yang satu serangan sihir (ta’thil amal dengan media telur yang di pendam di tanah, cirinya satu keluarga kakinya mengalami sakit), untuk kasus yang ini, saya minta kepada marqi untuk membongkar telur yangtelah dipendam di lantai rumahnya.
Sednagkan satu lagi gangguan Jin di kelopak matanya. Tanpa bosa basi, saya lihat matanya yang sakit, tiba2 kepalanya tersentak ke belakang seakan akan terkena pukulan (padahal saya tidk membaca apapun), akhirnya saja ajak salaman, ketika saya ajak salaman tubuhnya kejang2 dan Jin dalam tubuhnya berteriak :
Jin : “Ampun ampun, saya mengakui kalah. Saya akan pergi dari tubuh ini…”
Alhamdulillah jin yang pertama ini, bersedia ketika saya ajak masuk islam, sehingga setelah selesai membaca dua kalimah syahadat, jin ini secara sukarela keluar dari tubuh marqi.
Lalu karena masih terlihat ada yang tidak wajar di mata marqiy, saya cek lagi. Ternyata benar dugaan saya, pada sesi kedua ini, jin-nya langsung merespon. Karena penasaran jumlah jin yang bertempat di tubuh marqi, langsung saja saya tanyakan :
Saya : “Ada berapa temenmu di tubuh ini ?”
Lalu Jin tersebut mengacungkan 2 jari, berisyarat 2 jin yng tinggal di tubuh tapi saya tidak percaya begitu saja.
Setelah saya Islamkan (tanpa paksaan), jin yang kedua ini juga mau membaca dua kalimah Syahadat dan akhirnya keluar dengan sukarela.
Namun setelah saya diagnosis lagi, terasa masih ada gangguan yang berktifitas di matanya berjalan mengikuti aliran darah. Dugaan saya benar, tidak cuam 2 yang tinggal di mata marqiy, akan tetapi ada lagi.
Pasien : ” Di Mata saya seperti ada yang bergerak-gerak gus ?…”
Saya : “Tenang pak, mungkin mata bpk pingin goyang…” (Sedikit candaan biar ndak tegang).
Saya : ” Ok bapak pejamkan mata….” setelah pasien memejamkan mata, saya tidak meruqyah namun cukup berkomunikasi saja
“Jin, yang ada di mata dan kepala bapak ini keluar baik baik lah, tanpa perlawanan….”
Jin : “mengeram…dan melotot wajah saya…”
Saya : Hanya tersenyum seperti tebar pesona dan mengatakan ” Udah jangan melotot, keluar baik aja….”. (Ingat, senyuman yang menjengkelkan bangsa Jin akan membuat jin menjadi lemah dan kita terlihat kuat karena tidak ada rasa takut)
Saya : ” Ya Udah, saya hitung sampai 10 keluar baik2, kalau tidak mau keluar saya paksa. Eh kok sepuluh kelamamaen, saya hitung sampai 3 aja dach…”
Setelah hitungan ketiga pasien muntah, setelah saya cek, Jin pun meninggalkan jasad marqi tanpa perlawanan.
Setelah itu, ada lagi pasien datang 3 orang yang terindikasi kena sihir dari bali dan saya ruqyah. Dan keluhan yang selama ini di keluhkan pun sembuh bi idznillah….
Ada beberapa pasien yang datang yang tak bisa saya ceritakan satu persatu, intinya penanganan selesai pkl 16.00.
Dan setelah saya sampai di Nganjuk, ada laporan pihak pesantren bahwa di kamar mandi yang ketika sesi “mendeteksi Jin” saya mengatakan ada aktifitas ghaib di situ dan hanya saya tiup dgn ucapan bismillah…, keesokan harinya ada Ular mati persis di lokasi yang saya mksud. Wallohu A’lam, saya tidak ada niat membunuh jin tersebut namun jika ia muslim semoga Alloh mengampuni seluruh dosa2nya. Amin2 ya robbal Alamin..
Barakallah gus..