1) Mulailah dengan perbentengan diri (Tahshin) dan ketika meruqyah orang lain maka niatkanlah meruqyah diri sendiri.
2) Tataplah marqi kita dengan Mata kasih sayang, seolah olah kita mengalami sakit yang di deritanya selama ini.
3) Luruskan Niat, tidak boleh berniat mencari duniawi sekecil apapun. Kalaupun di kasih bisyaroh ya alhamdulillah, kalau ndak di kasih investasikan ke akhirat.
4) Luruskan akidah marqi, jangan sampai marqi bergantung pada peruqyah maupun bacaan ruqyah tetapi ajak untuk senantiasa bertawakal kepada Alloh.
5) Menjaga Adab adab kepada Alloh dalam berdoa, yakni tidak meminta untuk disegerakan namun murni memasrahkan Urusan pada Alloh Swt.
6) Ketika meruqyah bukan mahrom dilarang untuk Ikhtilat (menyepi berdua) tanpa ditemani Mahrom.
7) Jikalau kasusnya sihir/tumbal maka adakanlah RTL (Rencana Tindak Lanjut/Home Visit), karena kasus sihir haruslah ditangani secara intensif mulai pencarian buhul, ruqyah rumah/toko/tempat kerjanya, detoksifikasi, tahshin (perbentengan diri) dgn Akhzul Lawa’i.
8) Jikalau Marqiyah bukan Mahrom maka hendaknya para roqi menundukkan pandangan (Ghoddul bashor), tidak boleh melihat bagian tubuh yg sakit dimana bagian tubuh itu adalah Aurat, semisal kaki, lengan Dll atau menyentuh langsung marqiyyah maka hendaknya dengan sarung tangan/kain tebal.
9) Menjaga Privasi dan menutup Aib marqi, jangan menyebarkan, ngeshare video atau gambar marqi sebelum izin yang bersangkutan.
10) Tidak diperbolehkan suka melihat marqi di kuasai Jin (Mashru’/Kerasukan), berharap marqi bereaksi kesurupan maka sebisa mungkin peruqyah menjaga marqinya agar tetap dalam kondisi Sadar dan di angkat penyakitnya tanpa harus kesurupan. Terlebih jika keadaan mashru’ (kerasukan) janganlah membacakan ayat dgn jaher, sehingga reaksinya akan menjadi frontal dan membabi buta. Harapan seorang peruqyah adalah kesembuhan bukan reaksi atau kesurupan sebagaimana kyai sepuh kita dahulu ketika meruqyah seseorang.
Abdi JRA
‘Allamah Alauddin Shidiqi
Ket Photo : Bersama KH Bakhtiar Harmi (Rais Syuriah PCNU Ponorogo) dan KH Abdulloh Sajjad (Rais Syuriah PCNU Pacitan) …
Semoga mendapatkan barokah beliau berdua dan sesepuh Nahdlatul Ulama’ lain-nya, amin.