Syaikhina KH Afifuddin Muhajir (Pembina PP JRA/Rais Syuriah PBNU) Dawuh :
TIGA TINGKATAN IMAN :
1. Ilmul Yaqin (علم اليقين)
2. ‘Ainul Yaqin (عين اليقين)
3. Haqqul Yaqin (ٌحق اليقين)
A, B, dan C adalah tiga org yg sama2 punya keyakinan bhw teman mereka yg bernama Ahmad berada di dlm sebuah ruangan.
@ A yakin bahwa Ahmad ada di ruangan itu krn diberitahu oleh seseorang yg sangat bisa dipercaya.
@ B yakin bahwa Ahmad ada di ruangan itu krn dia (B) mendengar bunyi suaranya (Ahmad) memantul dr dlm ruangan itu.
@ C sangat yakin bahwa Ahmad ada di ruangan itu krn dia masuk kedalam ruangan itu dn melihat Ahmad dg mata kepalanya.
Itulah 3 tingkatan keyakinan.
jika 3 tingkatan keyakinan tsb ditarik ke soal iman kepada Allah maka penjelasannya sbb:
@ Sebagian org beriman kpd Allah krn informasi dn bimbingan org tua dn guru2nya, bhw Allah pencipta alam semesta ini wajib adanya.
@ Sebagian org beriman dn pecaya bhw Allah itu wajib adanya, krn menurut logika akal sehatnya, alam semesta yg begitu teratur dn rapi ini adlh barang baru (ada sesudah tdk ada) dan tdk mungkin terwujud dg sendirinya atau terjadi secara kebetulan.
@ Sebagian org yakin seyakin yakinnya bhw Allah itu ada krn mereka melihaNYA secara langsung dg mata hti (عين البصيرة) mereka.
Yg pertama disebut ilmul yaqin, yg kedua ‘ainul yaqin dn yg ketiga haqqul yaqin
Dawuh Imam Al-ghazaly :
@ yg pertama إيمان العوامٌ
@ yg kedua إيمان المتكلمين (imannya para pemikir)
@ yg ketiga إيمان العارفين
——————–
Tambahan Alfaqir :
Dasar Hukum
Ilmu Yaqin, Surat Al Takatsur : 5
لو تعلمون علم اليقين
Ainul Yaqin, Surat Al Takatsur ayat 7
لترونها عين اليقين
Haqqul Yaqin, Al Waqi’ah ayat 95
ان هذا لهو حق اليقين
Dalam al Risalatul Al Qusyairiyyah disebutkan :
فعلم اليقين على موجب اصطلاحهم هو ماكان بشرط البرهان، و عين اليقين ماكان بحكم البيان، و حق اليقين ماكان بنعت العيان.
Ilmu yaqin dalam pengertian istilah mereka (ahli tasawuf) adalah sesuatu yg adanya disertai dengan syarat bukti (argumentasi/dalil). Ainul Yaqin adalah sesuatu yang adanya dengan hukum bayan (penjelasan), Haqqul Yakin adalah sesuatu yg adanya dengan sifat terang.
فعلم اليقين لأرباب العقول، و عين اليقين لأصحاب العلوم، و حق اليقين لأصحاب المعارف
Ilmu yaqin untuk pemilik akal, Ainul Yaqin untuk pemilik Ilmu dan Haqqul yaqin untuk pemilik ma’rifat (al Risalatul al Qusyairiyyah hal 85)
اللهم اجعلنا من العارفين المقربين .آمين
Assalaamu’alaykum, sekedar advis,
Sesuatu yang diamati oleh penglihatan dengan mata adalah keyakinan yang dasar, maka dikatakan ‘Aynul yaqiin, lalu dengan Ilmu, maka sesuatu itu dirincikan/ diuraikan, maka dikatakan Ilmul yaqiin, kemudian dengan benar (haqq), maka sesatu itu telah ditetapkan oleh Allah SWT dan Rosuul-Nya, nabi Muhammad SAW, maka dikatakan Haqqul yaqiin.
Oleh karena itu urutannya semestinya ‘Aynul yaqiin, ilmul yaqiin dan Haqqul yaqiin.
wa assalaam.
to Anonymous
secara istilah, kata ilmu (علم) bukan dengan al ‘ilmu (العلم) adalah berbeda. العلم فريضة على كل مسلم
ke ada an/ sarana/tempat adanya ilmu adalah di dalam ad Dihnu (الدهن) atau di dalam al Qolbu (القلب).
pemaknaanya ad Dihnu-Akal atau ad Dihnu-Hati yang menganalisa,
kalau pemaknaan al Qolbu adalah Hati-Liver atau Hati-Jantung (menurut medis, agama atau perpaduan keduanya)
kata pribahasa; jantung hati/ buah sanubari (buah lonjong seperti jantung manusia)/ terasa hatiku berdebar-debar (padahal yang memompa peredaran darah adalah Jantung, bukan hati) dll.
قل الوح من امر ربى sudahkah kita ilmul yaqin, ainul yaqin atau haqqul yaqin.