GERAKAN RUQYAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH
“ Saya harus kemana lagi pak ustadz, harta saya semuanya habis untuk berobat..udah banyak orang pinter saya datangi tapi belum ada hasilnyaâ€.
Demikian sebagian keluhan beberapa penderita yang acap kali kami temukan, terutama penderita penyakit non medis. Tidak sedikit kaum awam muslimin yang tidak mengenal pengobatan secara Islami, sehingga terkadang mereka jatuh pada praktek pengobatan yang melanggar syare’at seperti mendatangi dukun, tukang sihir ataupun cara-cara yang diharamkan. Padahal dalam Islam, sudah ad acara penanganan secara praktis yang telah dicontohkan Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam di antaranya Ruqyah, bekam dan lain sebagainya.
Ruqyah adalah do’a dan perlindungan (penjagaan) dengan membaca ayat-ayat al-Qur’an al-Karim, Nama-Nama Allah dan Sifat-Sifat-Nya, disamping do’a-do’a syar’i yang menggunakan bahasa arab atau selain bahasa arab yang diketahui maknanya, disertai hembusan nafas; untuk menghilangkan penderitaan, penyakit atau untuk semua macam hajat.
Selain kita mendapat pahala mengamalkan praktek ruqyah ini, juga insya Allah dimudahkan dalam proses penyembuhan penyakit yang kita derita baik medis maupun non medis. Allah Ta’ala Berfirman :
ÙˆÙŽÙ†ÙنَزّÙÙ„Ù Ù…ÙÙ†ÙŽ الْقÙرْآن٠مَا Ù‡ÙÙˆÙŽ Ø´ÙÙَاءٌ وَرَØْمَةٌ Ù„ÙلْمÙؤْمÙÙ†Ùينَ
“ Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.†(QS Al-Isra’:82)
Dan praktek ruqyah ini, sebenarnya sudah dipraktekkan oleh sesepuh-sesepuh kita terdahulu dari orang tua kita dan para ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Ada yang dengan media suwuk air, semburan, doa dengan meletakkan tangan di kepala ataupun dada dan tekhnik lainnya. Namun belakangan muncul aliran-aliran ruqyah yang justru mengusik ketenangan mayoritas kaum muslimin khususnya di NKRI ini. Sekelompok para peruqyah ini melakukan doktrinisasi yang menyinggung amaliah-amaliah yang dilakukan umumnya kaum muslimin di Indonesia ini. Semisal mengharamkan membaca tawassul kepada wali yang sudah meninggal, melarang amalan sholawat yang bukan dari Nabi, dan ziarah ke makam orang-orang shalih untuk berdoa dan bertawassul, mengharamkan jimat secara muthlaq, istighatsahan dan lain sebagainya hingga bahkan mengatakan amalan-amalan semua itu dapat mendatangkan jin dan menjadi penyebab sakit si penderita. Setiap prakteknya mereka selalu menyinggung soal ini tanpa menghargai atau memandang perbedaan pendapat para ulama dalam hal ini sehingga membuat resah kembali ketenangan kaum muslimin khususnya Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
Namun alhamdulillah, atas keprihatinan hal ini, para aktifis muda Aswaja yang berkompeten di bidang ini, mulai turun gunung untuk membendung praktek perdukunan yang sudah meraja lela di setiap daerah dan mengcaunter doktrin-doktrin yang menyinggung amaliah Aswaja selama ini dari aliran-aliran yang tidak sejalan dengan Aswaja. Sosok muda yang energik dan berjuang menysiarkan ajaran-ajaran keaswajaan, penulis buku Rekam Jejak Radikalisme Salafi-Wahabi dan buku-buku keagamaan lainnya, yaitu ustadz Ahmad Imron Rasyidi yang kental dikenal dengan nama pena Ibnu Abdillah Al-Katibiy, membawa nama harum Aswaja berhasil membentuk satu komintas besar baik di Nusantara ini maupun mancanegara yang dinamakan dengan KBRA (Keluarga Besar Ruqyah Aswaja), bergerak di bidang pengobatan Islami dan pemahaman keaswajaan yang dirintis sejak tahun 2013 dan sudah berhasil membawa banyak manfaat bagi para penderita baik dari dalam negeri hingga luar negeri. Bahkan banyak perekrutan praktisi-praktisi ruqyahnya di hampir seluruh Nusantara dan Internasional. Sosok muda tampan ini, lulusan pesantren Sunniyyah Salafiyyah atas asuhan dan bimbingan Habib Taufiq bin Abdul Qadir Asseggaf Pasuruan Jawa Timur.
Semoga dari beliau memberikan semangat baru bagi para pemuda Aswaja lainnya, dan melahirkan para praktisi-praktisi Ruqyah yang berhaluan akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Sehingga membawa kesehatan lahir batin dan membawa kedamaian dan persatuan di Negara Republik Indonesia ini maupun luar Negeri. Aamiin…
Kalo pingin bergabung sbg tim peruqyah caranya bagaimana.. Sdangkan sy brd di Bontang kaltim
Silahkan hubungi langsung ketua Umum atau Pengurus Pusat dengan Nomor HP, seperti yang tercantum dalam halaman Pengurus dalam Website ini
Saya orang awam, saya lebih memilih salaf yang berdasarkan Quran Hadist dan sunnah. Saya sangat hati2 kaum lain yg jauh dari sunnah termasuk hal ruqyah krn bisa tergelincir syirik walaupun diselubungi Islam. Mengapa anda yg menyebut dirinya aswaja begitu sangat membenci salaf bahkan menfitnah ? Pedoman mutlak muslim adalah Al Quran dan Hadist, tuhan adalah Allah, nabi dan tuntunannya adalah Muhammad saw bukan yg lain, berdoa kepada Allah tidak yg lain
Dari komentarmu saja ketahuan bahwa kelompok anda yang sangat membenci muslim lainnya. Gemar menuduh bid’ah, gemar menuduh syirik, gemar menuduh kafir kepada muslim lainnya….
Ruqyah itu yg ngajari nabi dibacakan ayat ayat al qur’an.bila meruqyah ke lawan jenis yg bkn muhrim tangan kita hrs pke sarung tangan yg tebel.
Muhrim itu dalam bahasa arab artinya “orang yang menggunakan baju Ihram”. Mungkin maksud anda “Mahrom”.
🙂
Subhanallah semoga perbedaan pendapat bisa jadi rahmat….stop untuk saling tuding yg datang dari nafsu yg datang dari …..sesama umat islam masih banyak kesamaanya yu satukan dalam tauhid kasihan mualim yg awam akan terpengaruh tanpa ke ilmuanya…….barokalloh fiikum
Assalamualaikum, saya mau bertanya ustdz, apakah di makassar sulawesi selatan sudah ada praktisi JRA?
Tadz Ahmad, dimana sy bisa beli buku Faidul Manan,?
Kapan ada lg pelatihan di wilayah 3 Cirebon …
Syukran ..