Ini salah satu kisah dari beberapa kisah saya selama di Turki dalam upaya membantu Ultraman melawan kejahatan di dunia.
Beberapa hari lalu, setelah acara nganu. Saya di undang oleh satu keluarga Turki yang mempunyai permasalahan panjang di keluarga besarnya yang tak kunjung selesai. Walau keluarga mereka tinggal di Istanbul, tapi mereka berasal dari daerah Bitlis, kota kecil di ujung Turki sana.
Permasalahannya rumit, panjang jika diceritakan semua. Diantaranya setiap mereka kumpul ke rumah asal mereka di bitlis, selalu saja ada pertengkaran di antara keluarganya. Banyak anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan yang sama. Beberapa orang sering melihat sosok-sosok yang menakutkan di rumah tersebut.
Setelah satu keluarga saya suwuk, dengan suwuk aswaja tentunya, suwuk’e wong NU, beberapa anggota saya diagnosa kena sihir. Bahkan ada yang muntah dan mengeluarkan bercak darah. Mereka curiga di rumah mereka di Bitlis ada sesuatu. Saya pun meminta foto rumah mereka di Bitlis.
Dengan metode yang diajarkan Gus Amak mujiz JRA, alhamdulillah melalui foto di HP posisi media sihir saya temukan di dua titik. Satu ditanam di tangga masuk halaman rumah mereka, dan satu lagi berupa tulisan di tembok luar rumah.
Orang Turki tersebut mengajak saya untuk segera terbang ke Bitlis untuk mengenyahkan sihir tersebut. Saya agak berat karena daerah sana masih penuh salju bahkan katanya salju sampai 1 meter lebih tebalnya. Ngeri banget kebayang dinginnya.
Supaya tidak kecewa saya menawarkan untuk menetralisir jarak jauh, caranya; penghuni rumah di Bitlis suruh siapkan air satu ember yang telah dicampur garam grasak kira-kira satu genggaman. Kemudian setelah air siap orang tersebut ditelpon dengan loudspeaker dan HP diarahkan ke air. Via telpon saya meng-asma’i air tersebut dengan membaca ayat-ayat pembatal sihir dan doa Imam Syafi’i.
Setelah selesai membut air asma’an via telpon, Saya meminta air tersebut disiramkan di dua titik buhul sihir yang telah saya beri isyarat. Tapi saya lupa memberitahu hendaknya penyiram sewaktu menyiram sembari membaca ayat-ayat perlindungan seperti ayat kursi, al-falaq atau an-nas.
Sekitar 15 menit kemudian penyiram buhul di Bitlis tadi menelpon karena merasa lehernya terasa di cekik sakit sekali, jika ia baring terasa dadanya di duduki seseorang. Saya pun meminta segera kirim fotonya, alhamdulillah dengan metode yang diajarkan Gus Amak, si imut-imut di Bitlis yang nggandolin orang tersebut dari punggung sembari mencekik berhasil saya tarik via foto dan saya pindahkan di sekitar museum Hagia Shopia di Istanbul. Tak butuh waktu lama orang tersebut merasa baik seperti sedia kala. Agar tak diserang lagi, saya memberikan pagar ghaib sebagai perlindungan ke orang tersebut dengan membaca wirdus sakron.
Buhul sihir yang ibarat sinyal wireless itupun alhamdulillah sudah off. Ingat, tehnik sihir itu berkembang dari zaman ke zaman, dan zaman sekarang tukang sihir itu bisa mengirim sihirnya lewat foto, jadi tukang suwuk juga harus update bisa nyuwuk lewat foto dalam kondisi tertentu hehehe. Pengen tahu caranya?. Makanya walau sudah ijazahan dan jadi praktisi JRA, mbok yo ikut pembinaan tho mas bro!.
Sebagai penutup, saya usapkan beberapa bagian tubuh kepada beberapa marqi-marqiyah yang terindikasi ada ‘koreng ghaib’, hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Kiyai Imron, beliau adalah mujiz dari KBRA, saudara dari JRA. Karena beberapa hari sebelum berangkat nyuwuk di Turki, saya meminta tambahan doa dari beliau.
Usapan air garam ke beberapa bagian tubuh saya lakukan, karena adanya gangguan jin pada beberapa organ tertentu yang sudah cukup lama, hal tersebut memunculkan koreng ghaib (begitu istilah dari kiyai Imron). Dan salah satu cara menyembuhkan koreng ini adalah dengan air garam yang telah diasma’i. Tentu saja walau tak kasat mata akan berdampak perih atau panas jika diusap dengan air as’maan.
Ala kulli hal… alhamdulillah, suwuk Aswaja dapat memberantas sihir Turki. Hal ini karena kita yakin dengan firman Allah; Wa Laa Yuflihus saahiru haitsu ataa, Tukang sihir darimanapun datangnya gak bakal menang.
Padahal jika diruntut sejarah penyihiran, tentu sihir-sihir Turki lebih tua usianya daripada sihir Indonesia. Karena berdasarkan informasi al-Qur’an, sihir diajarkan oleh Harut-Marut di daerah Babilonia pertamakali, tentu saja karena lebih dekat secara geografis, penyebarannya akan lebih duluan ke Anatolia (Turki saat ini) daripada ke nusantara yang jauh banget itu.
30 Maret 2019
Ditulis dalam HizliTren
Perjalanan Konya-Ankara
Mbah Gopar
Assalamu’alaikum
Sya bu dewi dari gresik. Sya ingin melakukan ruqyah untuk membersihkan dr kemungkina adanya gangguan jin d tubuh sya. Krn sya sering pusing sakit pingggang, dan sya susah punya keturunan . Mohon infonya kalo ada d daerah gresik atau surabaya pak. Trimakasih. Wassalamualaikum.