Perlu kita tanamkan sejak awal di dalam hati bahwa Niat awal kita belajar Bekam ini adalah *_Ittiba’_* atau ikut Nabi.
Mari kita Junjung tinggi pengobatan Sunnah berupa Bekam ini dengan cara meningkatkan kualitas cara Bekam kita menuju Bekam Sunnah, Bekam Standar, Bekam Steril, Bekam bermartabat.
Janganlah kita menurunkan Drajat pengobatan Sunnah ini dikarenakan cara kita yang Bekam asal2 kan sehingga pengobatan ini di bully di cemooh dan direndahkan _Naudzu billahi_.
Sebenarnya dimasa dulu pengobatan Sunnah berupa Bekam ini sdh diperaktekkan di tanah Jawi ini oleh poro Yai dan santri dgn berbekal Kitab Klasik dan alakadarnya.
Ketika kita masih kecil dulu sering kita lihat para Kyai dan tetua atau sesepuh masyarakat berobat dgn Bekam ini, jl dulu dikenal dgn sebutan Cantuk / Candhuk.
Maka melalui kendaraan Organisasi YJRA ini mari kita kumpul untuk memperaktekkan, memasyarakatkan dan mengawal pengobatan Bekam Sunnah ini.
Teringat cerita perdebatan antara seorang Ustadz dan Dokter saat ustadz tersebut menyampaikan dgn penuh semangat 45 tentang pengobatan Bekam, sementara Dokter itu tdk sependapat dgn Ustadz tersebut dgn alasan tdk semua penyakit bisa di obati dengan Bekam. Akhirnya terjadilah perdebatan yang sangat panjang sehingga ada salah satu Jamaah yg menyampaikan sebuah pendapat agar perdebatan ini dihentikan Krn sama mempertahankan pendapat masing dan menyarankan agar Ustadz tersebut belajar ilmu _TIBB_ atau pengobatan sedemikian pula agar Dokter itu juga mempelajari ilmu Agama.
Hikmah yg dapat kita petik dari cerita diatas agar terjadi keseimbangan antara Ilmu Dunia dan Akhirat memadukan antara *Hadits dan Medis*