Foto: KH. Abdi Kurnia Djohan bersama Guru Mulia Habib Umar bin Hafidz dan Habib Jindan bin Novel
Jin adalah makhluk khayali. Dalam bentuk aslinya, ia tidak dapat dilihat manusia biasa. Hanya para nabi dan rasul, yang bisa melihat bentuk asli bangsa jin. Adapun penampakan yang selama ini diperlihatkan, hanya bagian dari tipuan yang dilakukan bangsa jin. Mereka bisa berganti rupa dalam berbagai bentuk mulai dari binatang hingga manusia.
Karena merupakan makhluk khayali, makanan yang dikonsumsi bangsa jin juga berbentuk khayali, bukan fisik. Ketika mereka menuntut agar manusia menyediakan makanan dalam bentuk fisik, itu merupakan cara bangsa jin melakukan intimidasi kepada manusia.
Dalam kaitan ini, bangsa jin melakukan perang urat syaraf dengan manusia. Mereka akan melakukan ancaman jika manusia tidak penuhi tuntutannya. Di antara ancaman itu adalah pembunuhan atau penghilangan kesadaran akal manusia. Menghadapi ancaman ini, manusia dituntut mampu menguatkan mental. Dalam arti tidak jatuh mental karena gertakan bangsa jin. Di dalam Al-Qur’an dituliskan bahwa tipuan mereka itu lemah:
ۖ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا)
Sungguh tipuan setan sangatlah lemah
[Surat An-Nisa’ 76]Jika manusia tidak gentar menghadapi ancaman bangsa jin, mereka akan takut. Tapi sebaliknya jika manusia gentar menghadapi ancaman mereka, bangsa jin akan tertawa merasa menang. Mereka bangga karena bisa mengalahkan manusia, makhluk yang dimuliakan Allah.
(وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا)
Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.
[Surat Al-Isra’ 70]Ketundukan manusia terhadap bangsa jin itu yang membuat manusia disesatkan oleh bangsa jin.
(وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا)
dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari jin, tetapi mereka (jin) menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat.
[Surat Al-Jinn 6]Kesesatan itu diwujudkan dengan menyembelih hewan sebagai bagian dari negosiasi atau diplomasi dengan bangsa jin. Padahal telah jelas di dalam Al-Qur’an dan sunnah tentang keharaman menyembelih bukan karena Allah.
Kalaupun memang harus dilakukan negosiasi karena mereka minta makanan, ciptakan saja makanan khayalan seperti dilakukan Gus Amak setiap berunding dengan bangsa jin. Bahkan lebih dari itu, Gus Amak, guru saya ini, mengajak bangsa jin untuk memeluk ajaran Islam. Sampai di sini, jelas bahwa Islam memang agama dakwah untuk semua makhluk, termasuk bangsa jin.
Pelajaran ruqyah dan aqidah dari guru saya al-mukarram Gus Allama Alaudin.
***
NB dari Gus Amak:
Makna khayali yang dijelaskan disini bukan dari segi bahasa yang bermakna “khayalan”, tetapi lebih tepatnya bermakna Hawa’i atau Energi.