*Oleh : Cak Zakki JRA Team One El Paidi Pasuruan*
Tulisan ini adalah Catatan hikmah yang terserak dari Ruqyah Massal (Ruqmas) di Masjid Rahmat Durensewu Pandaan, Ahad, 27 Agustus 2017.
Sebut saja nama panggilannya Lia, remaja putri yang baru beranjak kelas VIII disebuah sekolah negeri di Pandaan itu, datang mengikuti Ruqmas dengan diantar oleh kedua orang tuanya.
Ekspresi wajahnya agak kecut, muram, dan gontai ketika memasuki serambi masjid yang berukuran kurang lebih 5 x 20 M2.
Kami mengira anak ini mungkin belum sarapan, atau habis dimarahi orang tuanya, atau apalah-apalah, yang pasti rata-rata peserta ruqmas yang hadir itu membawa permasalahannya sendiri-sendiri.
Tidak banyak menunggu waktu, mesti peserta yang datang tidak sampai pada angka 100, -karena bersamaan acara 17an dikampung- maka, tepat jam 08.30 wib ruqmas dimulai dan dibuka dengan Sholawatan oleh Ta’mir masjid.
Ust. Imam Bukhori, SH, Al Hafidz, segera mengeksekusi acara, dengan teknik air asma’an. Layaknya pendekar Silat, Gus Imam –begitu ia biasa dipanggil- mengambil sikap siaga, berdiri.
Dua ayat pertama dari Surat Az Zalzalah pun dibaca berulang-ulang, _Bismillahi Allahu Akbar,_ dengan yakin dan mantab, _”Ya Allah!!! Keluarkan semua penyakit saudara-saudara saya ini Ya Allah, baik medis, atau non medis”._ begitulah aksi Gus Imam, pengacara yang sekaligus salah satu pengurus pusat JRA ini men_tahdid_ semua penyakit agar keluar dengan baik-baik.
Saya sendiri sejak tadi fokus memerhatikan sosok Lia, yang sedari awal bereaksi dengan menangis. Dengan didampingi kedua orang Tuanya, Lia kemudian bukan lagi menjadi dirinya. Ya, bacaan Al Qur’an dan air asma’an tadi mengusik dua Jin yang bersarang dalam tubuh tubuhnya.
Sayapun meminta Lia agar pindah di ruang evakuasi untuk penanganan khusus bernegosiasi dengan jin yang ada dalam tubuhnya. Alhamdulillah semua berjalan dengan sejuk, santun, tanpa ada paksaan.
Berikut dialog antara saya dan jin yang sejak tadi menangis menggunakan jasmani Lia.
Saya : “Assalamu’alaikum….” (tidak dijawab) “siapa ini?”.
Jin: “ekkhggghmmm….” (mengeram dan menangis sesenggukan). “aku…….”_(dengan menyebut nama. Dari corak bahasanya yang berbahasa Melayu dan berjenis kelamin wanita)
Saya : “kamu dari malasyia…?”
Jin : “iya, memang kenape..?”
Saya : “Kenapa masuk ke tubuh ini?”
Jin : “Loh, salah sendiri kenape die bengong terus, sedih, melamun…”
Saya : “Wahai Jin, ketahuilah, bahwa memasuki tubuh manusia adalah perbuatan aniaya, dan dibalas siksa neraka oleh Allah”.
Sayapun menda’wahkan tentang Islam, manfaatnya masuk agama Islam, dengan menyitir satu, dua ayat Al Qur’an (ehm, mbegedut). Hal ini sangat penting, mengingat pesan gus amak guru kami, bahwa JRA itu wadah untuk berdakwah, tidak sekedar kepada manusia saja, jin pun kita dakwahi jika memang diperlukan.
Saya : “Mau masuk Islam ya…?”
Jin: “ya…!”
Dengan mantab, diapun membaca syahadat, menyatakan keislamannya dan tentu saya tambah nama menjadi *Aisya,* dan Jin yang satunya menjadi *Fatimah*.
Di ujung komunikasi saya dengan dua jin tersebut, Saya berpesan:
“Wahai Fatimah dan Aisya, kalian berdua saya pindahkan ke masjid Jami’ Bangil, belajar agamalah kepada bangsamu yang sudah beragama Islam. Dengarkan dan belajarlah saat-saat ibadah dan ta’lim di masjid tersebut”.
Betul saja, ketika sadar, Lia bercerita, kalau terlalu _sumpek mikir PR dari sekolah yang terlalu banyak_ dia langsung bengong. Hal ini penting untuk diketahui oleh para gurus, untuk memperhatikan juga kondisi psikologis anak didiknya, paling tidak _ojok nemen-nemen memberi tugas. Seperti Lia misalnya, selain karena punya masalah demgan tugas sekolah, ada masalah lain di luar yang tidak diketahui oleh guru bukan?. Ketahuilah, kondisi psikis yamg negatif itu sangat mudah menarik hal hal ghaib yang negatif pula.
Satu hal pagi yang bisa diambil pelajaran dari kisah ini adalah, bahwa dalam kesedihan yang mendalam bagaimanapun, tetapkan dzikir, fikir, dan amal sholeh menjadi bagian dalam keseharian kita.
Maka, Maha Benar Allah swt yang telah memberikan informasi kepda hambanya tentang obat terampuh:
Allah SWT berfirman:
اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَ لَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ
_“(yaitu) Orang-orang yang beriman dan hati mereka bisa merasa tentram dengan mengingat Allah, ketahuilah bahwa hanya dengan mengingat Allah maka hati akan merasa tentram.”_ (QS. ar-Ra’d: 28)
Tetaplah waspada, karena jin, setan dan bala tentaranya tidak akan memberi sedikitpun ruang dan kesempatan bagi kita untuk senantiasa ingat kepada-Nya.