Sebut saja Namanya Pak Alex, beliau adalah salah satu tokoh penting di komunitas agamanya. Sejak beberapa tahun lalu hingga saat ini ia terlibat dalam pembuatan patung raksasa tuhannya yang dibangun di salah satu kota di Indonesia Timur dengan budget bernilai ratusan milyar.
Sejak beberapa bulan lalu Pak Alex jatuh sakit, puncaknya ketika ia tiba-tiba tidak bisa berbuat banyak dengan dirinya sendiri karena terkena serangan stroke. Ujiannya semakin berat ketika anaknya juga mengalami depresi yang sangat parah. Berbagai cara sudah dilakukan tapi tak kunjung sembuh. Bahkan ia bercerita, pernah membeli 3 botol madu yang dijanjikan penjualnya sangat mujarab dengan harga 1.2 milyar rupiah.
Takdir Allah menuntun Pak Alex bertemu dengan pasangan suami istri yang keduanya adalah praktisi JRA di Jawa Tengah. Sebut saja beliau adalah Gus Udin dan Bu Nining.
Bu nining bercerita, mengingat Pak Alex sudah mecoba berbagai cara namun tak kunjung sembuh juga, ia pun tertarik dengan metode pengobatan yang sebenarnya pantang dia lakukan mengingat statusnya adalah seorang tokoh agama di komunitas agamanya. Pada hari yang ditentukan, Gus Udin dan Bu nining mendatangi rumah Pak Alex untuk melakukan proses ruqyah dengan ruqyah standtar JRA.
“Saya kaget mbah, yang kami ruqyah itu Pak Alex karena memang beliau yang paling menderita, tapi ternyata satu rumah langsung kesurupan” cerita bu Nining kepada saya.
Melihat betapa hebatnya reaksi ruqyah aswaja terhadap keluarganya, Pak Alex yang awalnya tidak menduga akan adanya reaksi seperti itu pun memohon untuk diterapi berkelanjutan. Dan alhamdulillah, pada proses ruqyah yang ketiga kalinya Pak Alex sudah sembuh dari stroke dan sudah bisa beraktifitas seperti sedia kala.
Kebahagiaan Pak Alex semakin bertambah, anaknya yang depresi juga sangat jauh berubah membaik sejak diruqyah.
Kebahagiaan Pak Alex menular kepada Gus Udin dan Bu Nining karena sejak Pak Alex sembuh, anak dan istri Pak Alex memutuskan memeluk Agama Islam.
“Sudah dua bulan ini mereka masuk agama Islam kecuali Pak Alex. Katanya ia akan menyusul masuk agama Islam tahun 2021, mengingat kalau sampai ketahuan dia keluar dari agama asalnya, ini akan menjadi guncangan hebat di komunitasnya. Ditambah dia harus mengganti puluhan milyar karena mau tidak mau proyek pembuatan patung ukuran besar di kota ****** ini harus ia tanggung juga.” Lanjut cerita Bu Nining kepada saya.
“Ya kita bantu doa bu, semoga Pak Alex mendapat jalan untuk niat mulianya ini”, timbal saya.
Bu nining juga bercerita, selama proses ruqyah ini, dia dan Gus Udin dengan tegas tidak mau menerima uang dari Pak Alex. Padahal uangnya tidak bias dibilang sedikit. Bahkan, Pak Alex ngotot berkali-kali bilang mau memberangkatkan keluarga Gus Udin untuk Umrah. Tapi tawaran ini ditolak baik-baik oleh Gus Udin.
Bu nining juga bercerita, bahwa pernah keceliput ngomong ke Pak Alex bahwa dia butuh kendaraan. Eh ndilalah Pak Alex langsung mau belikan mobil, tapi lagi-lagi ditolaknya mobil itu oleh Gus Udin. Dan tadi pagi bu nining juga cerita, bahwa kemarin sore anak Pak Alex datang ke rumah sembari bawa motor N-Max baru gress sebagai hadiah, lagi-lagi ditolak.
“Kenapa semua pemberian Pak Alex kok ditolak bu?,” tanya saya ke Bu Nining.
“Sama suami memang gak boleh nerima uang dari Pak Alex, khawatir uangnya haram, kan dari proyek pembuatan patung tuhan sesembahan mereka”, jelas Bu Nining. “Padahal mbah, sebenarnya menerima hadiah-hadiah dari mereka itu godaan banget buat saya hehehe”
Bu nining sudah bertanya kepada banyak ulama, tentang hukum menerima uang atau hadiah dari mereka. Pertanyaan yang sama juga disampaikan ke saya. Saya yang jelas bukan ulama cuma bisa menyampaikan yang saya ketahui bahwa ada dua pendapat, sebagian ulama mengharamkan, dan sebagian lagi menghukumi boleh menerima. Namun yang perlu dicatat, sikap waro’ dalam kasus seperti ini sangat diperlukan, kita bisa bercermin kepada para kiyai kita yang misalnya ikut pendapat menghukumi bolehnya menerima upah sebagai PNS, walau dia tahu betul gaji dari pemerintah itu sumbernya dari macam-macam, ada yang jelas dari sesuatu yang halal ada juga yang jelas haram karena didapatkan dari pajak perusahaan minuman keras misalnya. Tapi para kiyai kita, walau jadi PNS mereka lebih memilih tidak menerima gaji tersebut dan ditasarrufkan ke hal-hal lain yang baik, misal untuk membantu anak yatim atau hal lainnya.
“Gus Udin itu orang hebat, sampean ikut suami sampuan bu. Waro’ beliau itu. Lain kali kalau dikasih lagi sama Pak Alex, biar saya saja yang menerima wkwkwk” ujar saya sembari bercanda.
Cerita lain, saking senangnya Pak Alex dengan pengobatan ruqyah yang dilakukan oleh Gus udin dan istrinya, ia pun membeli air ruqyah JRA sebanyak 100 pak khusus untuk dirinya. Anda tahu berapa uang yang dikeluarkan Pak Alex untuk membeli air ruqyah itu?. Gratis!, Iya gratis-tis. Gus Udin lagi-lagi tidak mau menerima uang pak Alex dan sebaliknya Gus Udinlah yang ngotot memberikan air ruqyah JRA sebagai hadiah. Inilah trik dakwah, dalam nyuwuk orang kita harus memahami Fiqhud dakwah…. Bolehlah kita rugi di dunia, tapi yakin Allah akan menggantinya dengan ganti yang lebih luar biasa lagi.
Saya yang mendengar cerita ini mencoba membayangkan, bagaimana Pak Alex tidak tertarik dengan keindahan akhlak orang Islam, dia beli madu seharga milyaran tapi tak sembuh, lha ini hanya dengan air gratis yang disuwuk malah sembuh.
Ma’asyirol Suwuker rohimakumullah…
Apa yang bias kita ambil dari kisah ini?.
Saya pribadi mengambil pelajaran betapa pentingya niat ketika kita hendak meruqyah orang.
Anda meruqyah mau niat mengobati orang? Lha wong jelas kita gak bias apa-apa, Allah-lah yang maha menyembuhkan.
Anda meruqyah mau niat cari uang dalam amplop?. Walau itu dibolehkan, tapi ketahuilah berarti itu sebagai tanda betapa kita terpenjara dengan hal-hal duniawi. Nyuwuknya belum dimulai, baru dalam otw perjalanan, pikirannya sudah focus ke ya amplop.
Lalu harus niat apa?
Mujiz kita, Gus Amak, sudah berkali-kali menyampaikan, bahwa JRA ini bukan organisasi pengobatan, tapi JRA adalah wadah kita bersama-sama untuk berdakwah, khususnya mendakwahkan al-Qur’an sebagai Syifa’ pun juga mendakwahkan Aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah An-Nahdliyyah.
Jadi, terus semangat kita dalam berdakwah!. Luruskan niat! Bersama kita bergerak mendakwahkan al-Qur’an sebagai syifa’.
Note: Kisah ini dinarasikan oleh Mbah Gopar berdasarkan cerita langsung dari praktisi bersangkutan. Nama, tempat, agama asal marqi dan detail lainnya sengaja dirahasiakan mengingat Pak Alex dalam kisah ini adalah tokoh besar yang juga sedang menangani projek besar yang jika ketahuan komunitasnya akan berakibat buruk kepada keluarga Pak Alex. Kita Bantu doa!.