Eksistensi Jamiyyiah Ruqyag Aswaja (JRA) ternyata mendapat respon positif di Bali. Ini diungkapkan Bupati Buleleng Bali melalui Kasi Sosial dan Budaya, Made Suwardana saat mewakili Bupati Buleleng dalam pembukaan Rakernas II JRA di Buleleng, Bali, 21-23 Agustus 2020.
Dikatakannya, JRA sangat diapresiasi di Bali karena semangat yang diusung dalam hal ke bhinekaan, bisa diterima kalangan non muslim yang merupakan mayoritas di Bali. Menurutnya, ada kesamaan perjuangan antara JRA dengan kondisi pluralitas yang djunjung tinggi masyarakat Bali.
“JRA ini kan di bawah NU. Sementara, masyarakat Bali selama ini cukup harmonis dengan NU yang dikenal komit menjaga keutuhan NKRI yang beragam budaya dan agama ini. Kami sangat welcome terhadap JRA,” tandasnya.
Pihaknya berharap, agar JRA terus menjaga semnagat dan komitmen kebangsaannya dalam menjaga keutuhan NKRI. Apalagi faktanya, ada sejumlah kecil pihak yang mencoba merongrong harmoni kebangsaan ini.
“JRA ini menjadi pilar yang diharapkan mampu menciptakan kohesi konstruktif dalam bernegara. Tidak sebatas di internal agama, melainkan juga eksternal atau lintas keyakinan daam merawat kebhinekaan itu“, tegasnya.
Di kesempatan yang sama, Ketua PW JRA Bali, KH Harisudin mengakui, bahwa masyarakat Bali sangat welcome dengan eksistensi JRA di Bali. Ini ditunjukkan dengan tidak adanya resistensi dari masyarakat non muslim di Bali terhadap kegiatan JRA.
“Malahan, acara acara JRA, termasuk saat ini, dijaga oleh pecalang dan dihadiri tokoh adat setempat. Bahkan, kita meruqyah bukan hanya masayrakat muslim, melainkan non muslim juga, tanpa perlu mendekonstruksi keyakinan meraka. Role model kita adalah ala wali songo,” ujarnya.
Ia mengakui, JRA dan NU memiliki hubungan harmonis dan saling menghargai dengan masyarakat Bali yang merupakan mayoritas non muslim. Bahkan, tatkala ada anasir anasir kelompok sektarian, destruktif dan radikal di Bali, baik masyarakat Bali dan NU serta JRA, Bersama sama pasang badan untuk mengantisipasi.
“Harmoni ini kita wujudkan dalam banyak langkah yang konkrit. Salah satunya, misalkan kalangan adat memiliki kegiatan, Banser NU turut menjaga dan membantu kelancaran kegiatan. Demikian sebaliknya. Bingkainya dalam konteks keutuhan NKRI,” pungkasnya. (mcJRA)
Top indonesia harga mati