
Pengurus Pusat (PP) Yayasan Jam’iyyah Ruqyah Aswaja (JRA) segera bergerak cepat pasca terbitnya Surat Keputusan (SK) Reshuffle Jilid II. Guna memantapkan langkah strategis, delegasi PP JRA yang dipimpin oleh Ketua Umum, Gus H. Muhammad Subhan, didampingi Sekretaris Jenderal, Gus Akhlis Munazilin, M.T., melakukan sowan dan meminta arahan kepada Dewan Pembina pada 29–30 Oktober 2025.
Kunjungan yang dilakukan kepada *KH. Nur Halim, Lc., M.Ag.* dan *Gus Allamah Alaudin Shiddiqiy, M.Pd.I.* ini menjadi agenda krusial sebagai persiapan audiensi resmi JRA ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Fokus utama sowan adalah memfinalisasi materi yang akan disampaikan kepada PBNU, terutama terkait status JRA sebagai lembaga di bawah binaan Lembaga Dakwah (LD) PBNU, serta pelaporan struktur kepengurusan yang baru.
Menanggapi hal tersebut, *KH. Nur Halim* memberikan pandangan administratif yang mendalam. Ia menekankan perlunya kejelasan status JRA paska pergantian pengurus.
> “SK LD PBNU yang ada saat ini sudah jelas, disebut dengan tegas bahwa JRA adalah binaan dari LD PBNU. Jadi, ketika audiensi nanti, PP JRA harus memastikan apakah SK tersebut cukup sebagai landasan status ataukah perlu diperbarui dengan mencantumkan struktur yang baru hasil reshuffle,” ujar KH. Nur Halim.
Sementara itu, *Gus Allamah Alaudin Shiddiqiy (Gus Amak)* menegaskan bahwa kekuatan legalitas JRA di bawah PBNU tidak perlu diragukan.
> “SK LD PBNU yang dikeluarkan resmi oleh PBNU itu tidak ada batas waktu (masa berlaku), sehingga SK tersebut aktif sampai saat ini. Oleh karena itu, tujuan utama audiensi nantinya adalah melaporkan perkembangan JRA dan kondisi JRA saat ini kepada LD PBNU, bukan untuk meminta legalitas baru, namun jika disesuaikan dengan Pengurus baru akan jadi sangat bagus” tegas Gus Amak.
Ketua Umum PP JRA, Gus Muhammad Subhan, menyatakan bahwa arahan dari Dewan Pembina menjadi pegangan utama dalam menjalankan organisasi dan berkoordinasi dengan PBNU.
“Sowan ini memastikan kami bergerak sesuai koridor *khittah* Nahdlatul Ulama. Kami membawa dua arahan ini untuk menyusun rancangan audiensi yang paling efektif, yakni fokus pada pelaporan perkembangan dan kesiapan kami untuk menerima instruksi strategis dari PBNU,” jelas Gus Subhan.
Dengan rampungnya koordinasi dan diterimanya arahan strategis, Pengurus Pusat JRA menyatakan kesiapan untuk berangkat audiensi ke PBNU. Adapaun surat permohonan audiensi ke PBNU telah dikirimkan guna melaporkan hasil *Reshuffle* dan memohon arahan untuk sinergitas program dakwah ke depan. Untuk waktu dan tempat, masih menunggu surat balasan dari PBNU.
