Kalau Jin tidak bertempat di Kaligrafi, lalu Jin Itu bertempat dan bersarang dimana Ya Akhi?
Peruqyah Aswaja ;
Begini, Hakikatnya jin berada hampir di semua tempat, manusia hanya menghuni sebagian kecil permukaan Bumi yang merupakan daratan. Lautan dan samudra yang saat ini merupakan bagian terbesar dari Planet Bumi. Dengan perbandingan 72% berupa lautan dan hanya 28% saja yang terdiri dari daratan yang menyebabkan Bumi kita ini disebut dengan Planet Air. Sementara itu, Jin telah menghuni dan mendirikan sebagian besar kota-kota serta pusat-pusat pemerintahan atau kerajaan-nya mereka di atas air. Walaupun ada pula yang dibangun pada samudra yang dalam dan sungai-sungai. Selain itu, mereka juga menghuni padang-padang pasir yang luas dan tempat-tempat terpencil (gunung-gunung maupun jurang-jurangnya), termasuk pula gua dan hutan. Bahkan ada sebagian diantara mereka yang tinggal di atap dan kamar tempat tinggal manusia. Yang lain lagi, menjadikan rumah kita sebagai tempat tinggalnya yang tetap, baik di kamar maupun lorong rumah manusia bahkan mereka mampu bersarang ditubuh manusia. Banyak pula setan yang bertempat tinggal di kamar mandi, comberan, dan selokan-selokan. Adapun untuk pembahasan tempat tinggal atau tempat bersarang bangsa jin akan dijelaskan menjadi 2 bagian ;
A. DI LUAR TUBUH MANUSIA
1. Gua.
Jin suka tinggal di gua. Sebagaimana riwayat Ibnu Mas’ud bahwa perwakilan jin pernah datang kepada Rasulullah dan minta diajari Al Qur’an. Rasulullah pun mendatangi mereka yang ternyata tinggal di gua yang berada di tengah padang pasir.
2. Laut.
Jin kafir suka tinggal di laut terutama jin air atau sering kita sebut jin ghowwas. Bahkan singgasana iblis juga berada di lautan sebagaimana hadits dalam shahih Muslim.
عن جابر رضي الله عنه قال سمعت النبي صلى الله عليه و سلم يقول إن عرش إبليس على البحر فيبعث سراياه فيفتنون الناس فأعظمهم عنده أعظمهم فتنة
“Dari Jabir, Nabi ‘alaihis shalatu was salam bersabda, “Sesungguhnya iblis singgasananya berada di atas laut. Dia mengutus para pasukannya. Setan yang paling dekat kedudukannya adalah yang paling besar godaannya.” (Shahih, HR. Muslim 2813).
3. Gunung dan Lembah.
Bilal bin Harits menceritakan bahwa dalam sebuah perjalanan bersama Rasulullah, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam memberitahukan bahwa jin muslim dan jin musyrik bertengkar. Lalu mereka minta ditempatkan di suatu tempat. Maka Rasulullah menempatkan jin muslim di Al Jalas (perkampungan dan gunung-gunung), sedangkan jin musyrik ditempatkan di Al Ghaur (antara gunung dan laut).
4. Lubang.
Rasulullah Shallohu alaihi wasallam melarang umatnya kencing di lubang, baik lubang yang tampak seperti sarang binatang atau yang mirip dengan itu. Di antara sebabnya, bisa menyakiti binatang. Sebab lain, bisa jadi lubang itu adalah tempat tinggal jin.
لاَ يَبُوْلَنَّ أَحَدُكُمْ فِيْ جُحْرٍ قِيْلَ لِقَتَادَةَ وَمَا يُكْرَهُ مِنَ الْبَوْلِ فِيْ الْجُحْرِ قَالَ يُقَالُ إِنَّهَا مَسَاكِنُ الْجِنِّ
“Janganlah salah seorang diantara kalian kencing di lubang” Mereka bertanya kepada Qataadah “Apa yang menyebabkan dibencinya kencing di lubang ?”. Qataadah menjawab : “Dikatakan bahwa ia adalah tempat tinggal jin”. Diriwayatkan oleh Abu Daawud dalam Kitaabuth-Thahaarah, Baab 16,29; An-Nasaa’iy dalam Ath-Thahaarah, Baab 29; dan Al-Imam Ahmad dalam Musnad-nya (5/82).
5. Kandang Unta.
لَا تُصَلُّوا فِي مَبَارِكِ الْإِبِلِ، فَإِنَّهَا مِنَ الشَّيَاطِينِ وَصَلُوْا فِى مَرَابِضِ الْغَنَمِ فَإِنَّهَا بَرَكَةٌ
“Janganlah kalian shalat di kandang-kandang unta karena di sana terdapat syaithan, shalatlah di kandang domba karena dia itu membawa berkah” (HR. Muslim, Abu Dawud dan Ibnu Majah dari Al Barra’ Ibn ‘Azib). (HR. Ibnu Majah dan Ahmad; shahih)
6. WC dan Tempat Najis.
Tempat-tempat najis dan kotor sangat disukai oleh jin-jin kafir. Tempat-tempat kotor yang dimaksud adalah seperti kamar mandi, tempat sampah, kandang hewan Dll. Sebagaimana pengalaman penulis bahwa Jin yang suka menempati tempat-tempat najis dan kotor biasanya adalah jin Kafir, adapun jin-jin muslim biasanya menyukai tempat-tempat yang bersih, bau yang sedap, wangi-wangian seperti masjid, pesantren dan lain-nya walaupun tidak menutup kemungkinan ada jin kafir tinggal di masjid, pesantren dll. Sehingga Rasulullah mengajarkan doa masuk wc dengan doa meminta perlindungan kepada Allah dari setan jantan dan setan betina. Rasululloh bersabda ;
إِنَّ هَذِهِ الْحُشُوْشَ مُحْتَضَرَةٌ، فَإِذَا أَتٰى أَحَدُكُمْ الْخَلاَءَ فَلْيَقُلْ : اَللّٰهُمَّ إِنِّى أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ
“Sesungguhnya tempat pembuangan kotoran ini didatangi (oleh jin). Oleh karena itu, jika salah seorang di antara kalian mendatangi kakus/toilet, hendaknyaia mengatakan : ‘Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari jin laki-laki dan jin perempuan” Diriwayatkan oleh Abu Daawud dalam Kitaabuth-Thahaarah, Baab 3; An-Nasaa’iy dalam Kitaabuth-Thahaarah, Bab 17; Ibnu Maajah dalam Ath-Thahaarah, Baab 9; dan Al-Imam Ahmad dalam Musnad-nya (4/369)
7. Rumah Manusia.
Jin yang tinggal bersama di rumah manusia memiliki beberapa kemungkinan.
Pertama, manusia tersebut memang memelihara jin atau memiliki hubungan perjanjian dengannya seperti tumbal rumah, pesugihan Dll.
Kedua, tidak sengaja mengundang jin. Jin datang karena perilaku anggota keluarga mengundang datangnya jin, misalnya karena ritual kesyirikan, kemaksiatan, menyimpan lukisan, patung dll.
Ketiga, Jin kiriman atau sihir. Jin jenis ini bukanlah jenis Jin yang sudah lama tinggal di rumah seseorang namun karena kiriman dari seorang dukun untuk menyakiti bahkan membunuh penghuni rumah.
Keempat, Jin tinggal secara alami tanpa diundang. Ada jin yang tinggal seperti ini mengganggu atau menimbulkan ketidaknyamanan pada manusia penghuni rumah tersebut bahkan membuat sakit penghuni rumah, namun tidak menutup kemungkinan ada pula yang tidak ikut campur dalam dunia manusia seperti jin jin muslim yang tinggal di atap-atap rumah kaum muslimin. Sebagaimana Atsar dari Ibnu Abi Dunya ;
مَا مِنْ أَهْلِ بَيْتٍ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ إِلَّا وَفِي سَقْفٍ بَيْتِهِمْ مِنَ الْجِنِّ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ إِذَا وُضِعَ غِذَائُهُمْ نَزَلُوْا فَتَغَدَّوْا مَعَهُمْ وَإِذَا وَضَعُوْا عَشَاءُهُمْ نَزَلُوْا فَتَعَشَّوْا مَعَهُمْ يَدْفَعُ اللهُ بِهِمْ عَنْهُمْ
“Tidak ada satu rumah orang muslim pun kecuali di atap rumahnya terdapat jin muslim. Apabila ia menghidangkan makanan pagi, mereka (jin) pun ikut makan pagi bersama mereka. Apabila makan sore dihidangkan, mereka (jin) juga ikut makan sore bersama orang-orang muslim. Hanya saja, Allah menjaga dan menghalangi orang-orang muslim itu dari gangguan jin-jin tersebut” (Makaid Al Syaithon Hal 5).
Adapun untuk setan (jin kafir) maka Rasululloh shallaohu Alaihi wasallam menganjurkan kita untuk membacanya untuk mengusir mereka ;
عن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : لاَ تَجْعَلُوْا بُيُوْتَكُمْ مَقَابِرَ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَفِرُّ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِي يُقْرَأُ فِيْهِ سُوْرَةُ الْبَقَرَةِ
“ Jangan menjadikan rumah kalian sebagai kuburan ,dan sesungguhnya rumah yang di dalamnya dibaca surah al-Baqarah, tidak akan dimasuki syaitan.” (HR Ahmad No 7808)
8. Pasar.
Jin juga suka tinggal di pasar sebagaimana hadits shahih Muslim, terutama pasar yang banyak praktik penipuan dan kecurangan. Hal ini sebagaimana disebutkan alam sebuah riwayat dimana Salman al-Farisi pernah berwasiat kepada para sahabat yang lain:
وَقَالَ سَلْمَانُ الفَارِسِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ لَا تَكُونَنَّ إِنْ اسْتَطَعْتَ أَوَّلَ مَنْ يَدْخُلُ السُّوقَ ، وَلَا آخِرَ مَنْ يَخْرُجُ مِنْهَا ، فَإِنَّهَا مَعْرَكَةُ الشَّيْطَانِ ، وَبِهَا يَنْصِبُ رَايَتَهُ
“Kalau bisa, janganlah kalian menjadi orang yang pertama kali masuk ke pasar atau menjadi orang yang paling akhir keluar dari pasar, karena pasar itu merupakan tempat berseterunya para syaithan. Dan di pasarlah syaithan menancapkan benderanya” (HR. Muslim no 2451).
9. Tempat Kosong atau tak berpenghuni.
Yang dimaksud dengan tempat kosong, sepi dan tidak berpenghuni ini adalah seperti hal-nya pemakaman/kuburan, lembah, padang pasir. Karena hakikatnya bangsa jin menyukai tempat-tempat yang sepi, mereka tidak menyukai keramaian. Dalam sebuah hadits diceritakan ;
كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- ذَاتَ لَيْلَةٍ فَفَقَدْنَاهُ فَالْتَمَسْنَاهُ فِى الأَوْدِيَةِ وَالشِّعَابِ فَقُلْنَا اسْتُطِيرَ أَوِ اغْتِيلَ قَالَ فَبِتْنَا بِشَرِّ لَيْلَةٍ بَاتَ بِهَا قَوْمٌ فَلَمَّا أَصْبَحْنَا إِذَا هُوَ جَاءٍ مِنْ قِبَلِ حِرَاءٍ – قَالَ – فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ فَقَدْنَاكَ فَطَلَبْنَاكَ فَلَمْ نَجِدْكَ فَبِتْنَا بِشَرِّ لَيْلَةٍ بَاتَ بِهَا قَوْمٌ. فَقَالَ « أَتَانِى دَاعِى الْجِنِّ فَذَهَبْتُ مَعَهُ فَقَرَأْتُ عَلَيْهِمُ الْقُرْآنَ ». قَالَ فَانْطَلَقَ بِنَا فَأَرَانَا آثَارَهُمْ وَآثَارَ نِيرَانِهِمْ وَسَأَلُوهُ الزَّادَ فَقَالَ « لَكُمْ كُلُّ عَظْمٍ ذُكِرَ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ يَقَعُ فِى أَيْدِيكُمْ أَوْفَرَ مَا يَكُونُ لَحْمًا وَكُلُّ بَعَرَةٍ عَلَفٌ لِدَوَابِّكُمْ ». فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -ص لى الله عليه وسلم- « فَلاَ تَسْتَنْجُوا بِهِمَا فَإِنَّهُمَا طَعَامُ إِخْوَانِكُمْ ».
“Dari Ibnu Mas’ud ra berkata: “Suatu hari kami (para sahabat) berkumpul bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tiba-tiba kami kehilangan beliau, lalu kami cari-cari di lembah-lembah dan kampung-kampung (akan tetapi kami tidak mendapatkannya). Kami lalu berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah diculik dan disandera”. Pada malam itu, tidur kami betul-betul tidak menyenangkan.
Ketika pagi hari tiba, tampak Rasulullah Saw sedang bergegas menuju kami dari arah sebuah gua yang berada di tengah padang pasir. Kami lalu berkata: “Ya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, malam tadi kami betul-betul kehilangan Anda, lalu kami cari-cari kesana kemari akan tetapi kami tidak menemukan anda. Lalu kami tidur dengan sangat tidak menyenangkan”. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kemudian bersabda: “Malam tadi aku didatangi oleh utusan dari kelompok Jin, ia membawa saya pergi menemui kaumnya untuk mengajarkan al-Qur’an”. Ibnu Mas’ud kemudian berkata kembali: “Lalu kami diajak oleh Rasulullah untuk melihat bekas-bekas tempat dan perapian mereka (kelompok jin)”. Para jin itu kemudian bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengenai makanan mereka.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab: “Makanan kalian itu (wahai golongan jin) adalah setiap tulang yang masih ada sisa-sisa dagingnya yang berada di tangan kalian dan ketika memakannya disebutkan nama Allah serta semua tahi (kotoran) binatang ternak kalian”. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kemudian melanjutkan sabdanya: “Oleh karena itu, janganlah kalian (para sahabat) beristinja (membersihkan najis seperti habis buang air kecil atau besar dengan menggunakan batu atau benda lainnya selain air) dengan keduanya (tulang dan kotoran binatang), karena keduanya itu adalah makanan sudara kalian (golongan jin)” (HR. Muslim dari Ibnu Mas’ud No 687).
Termasuk dalam masalah tempat kosong adalah di kamar rumah kita masing masing, bangsa jin suka di atas tempat tidur / kasur. Setiap tempat tidur yang ditinggalkan berarti disodorkan kepada setan untuk mereka tiduri. Bahkan tempat tidur yang sama yang selama ini kita gunakan. “Tidak ada satu kasur pun yg tergelar di dalam suatu rumah yg tidak ditiduri oleh manusia, kecuali setan akan tidur di atas kasur itu…” (Akamul Marjan fi ahkamil Jaan hal.150)
10. Tempat Teduh & Panas.
Terdapat beberapa riwayat yang menegaskan larangan untuk duduk di tempat yang terkena teduh dan panas. Diantaranya dari Abu Hurairah Radhiyaahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ فِي الشَّمْسِ فَقَلَصَ عَنْهُ الظِّلُّ، فَصَارَ بَعْضُهُ فِي الشَّمْسِ وَبَعْضُهُ فِي الظِّلِّ فَلْيَقُمْ
Jika kalian berada di tempat yang panas, lalu tiba-tiba bayangan bangunan menutupi kita sebagian sehingga terkena teduh, maka hendaknya dia pindah. (HR. Abu Daud 4823)
Dalam riwayat lain, dari Abu Iyadh, dari salah seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau mengatakan,
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ نَهَى أَنْ يُجْلَسَ بَيْنَ الضِّحِّ وَ الظِّلِّ وَ قَالَ مَجْلِسُ الشَّيْطَانِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang duduk di antara tempat yang terkena panas dan tempat yang terkena naungannya. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Itu adalah tempat duduknya setan.’ ” (HR. Ahmad 15421)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi alasan larangan di atas karena tempat tersebut adalah tempatnya setan, sementara kita dilarang menyerupai setan. Ibnu Manshur pernah bertanya kepada Imam Ahmad, “Benarkah duduk di tempat yang terkena teduh dan panas itu makruh?” Jawab Imam Ahmad,
هذا مكروه، أليس قد نهي عن ذا ؟
“ Itu makruh. Bukankah sudah ada larangan tentang ini? “
Karena itu, bagi mereka yang duduk di tempat yang terkena teduh dan panas, atau mereka yang duduk di tempat yang semua kena panas, agar dia berpindah ke tempat yang semuanya terkena teduh.
عَنْ قَيْسِ بْنِ أَبِي حَازِمٍ عَنْ أَبِيْهِ قَالَ: رَآنِي النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَ أَنَا قَاعِدٌ فِي الشَّمْسِ، فَقَالَ: تَحَوَّلْ إِلَى الظِّلِّ
Dari Qais bin Abi Hazim dari ayahnya, beliau bercerita, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat aku duduk di bawah terik matahari, lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Pindahlah ke tempat teduh!’ ” (HR. al-Hakim: 4/271)
Jika ditinjau dari segi medis, duduk di tempat seperti ini cukup membahayakan kesehatan. Imam Al-Munawi dalam Faidhul Qadir mengatakan,
لأن الجلوس بين الظل والشمس مضر بالبدن إذ الإنسان إذا قعد ذلك المقعد فسد مزاجه لاختلاف حال البدن من المؤثرين المتضادين
Bahwa duduk di tempat yang sebagian terkena teduh sementara sebagian yang lain terkena sinar matahari, membahayakan bagi badan. Karena ketika orang duduk di tempat semacam ini, cairan tubuhnya rusak, karena ada 2 pengaruh yang bertolak belakang yang mengenai badan. (Faidhul Qadir, 6/351)
B. DI DALAM TUBUH MANUSIA
Setidaknya terdapat 7 Bagian Tubuh Manusia yang disukai dan menjadi tempat jin bersarang, di antaranya ;
1. Aliran Darah Manusia.
Setan (jin kafir) itu terkadang menyusup pada manusia melalui aliran darahnya. Jika aliran darah ini bisa dipersempit, maka maksiat dan syahwat semakin bisa dikekang. Di antara jalan untuk mengekang syahwat tersebut adalah dengan berpuasa. Hal ini dijelaskan oleh Shafiyyah binti Huyay bahwa Rasulullah bersabda,
عَنْ صَفِيَّةَ ابْنَةِ حُيَىٍّ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – مُعْتَكِفًا ، فَأَتَيْتُهُ أَزُورُهُ لَيْلاً فَحَدَّثْتُهُ ثُمَّ قُمْتُ ، فَانْقَلَبْتُ فَقَامَ مَعِى لِيَقْلِبَنِى . وَكَانَ مَسْكَنُهَا فِى دَارِ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ ، فَمَرَّ رَجُلاَنِ مِنَ الأَنْصَارِ ، فَلَمَّا رَأَيَا النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – أَسْرَعَا ، فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « عَلَى رِسْلِكُمَا إِنَّهَا صَفِيَّةُ بِنْتُ حُيَىٍّ » . فَقَالاَ سُبْحَانَ اللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ . قَالَ « إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِى مِنَ الإِنْسَانِ مَجْرَى الدَّمِ ، وَإِنِّى خَشِيتُ أَنْ يَقْذِفَ فِى قُلُوبِكُمَا سُوءًا – أَوْ قَالَ – شَيْئًا »
Dari Shofiyah binti Huyay, ia berkata, “Pernah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang beri’tikaf, lalu aku mendatangi beliau. Aku mengunjunginya di malam hari. Aku pun bercakap-cakap dengannya. Kemudian aku ingin pulang dan beliau berdiri lalu mengantarku. Kala itu rumah Shofiyah di tempat Usamah bin Zaid. Tiba-tiba ada dua orang Anshar lewat. Ketika keduanya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka mempercepat langkah kakinya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas mengatakan, “Pelan-pelanlah, sesungguhnya wanita itu adalah Shofiyah binti Huyay.” Keduanya berkata, “Subhanallah, wahai Rasulullah.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya setan menyusup dalam diri manusia melalui aliran darah. Aku khawatir sekiranya setan itu menyusupkan kejelekan dalam hati kalian berdua.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 3281 dan Muslim no. 2175).
2. Lubang mulut manusia.
Jin akan berusaha masuk ke lubang mulut manusia saat sedang menguap. Oleh sebab itu saat sedang menguap, kita dianjurkan untuk menutup mulut.
Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Said bahwa Rasulullah bersabda :
عن أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : (إِذَا تَثَاوَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيُمْسِكْ بِيَدِهِ عَلَى فِيهِ ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ
“Apabila seseorang dari kalian menguap, letakkanlah tangannya pada mulutnya (tutuplah), karena setan akan masuk bersama dengan orang yang menguap.” (HR. Muslim No 2995)
3. Lubang hidung manusia.
Saat manusia tidur, ternyata jin juga ikut menginap di batang hidung manusia. Karenanya saat bangun tidur, kita dianjurkan untuk membasuh lubang hidung sebanyak tiga kali. Rasulullah bersabda,
إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ مَنَامِهِ فَلْيَسْتَنْثِرْ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَبِيتُ عَلَى خَيَاشِيمِهِ
“Apabila salah seorang di antara engkau bangun tidur, hendaklah memasukan (istinsaq) dan mengeluarkan air dari hidung (istintsar) tiga kali, karena setan itu menginap di batang hidungnya.” (HR. Bukhari 162 dan Muslim 238)
4. Lubang telinga manusia.
Bukan sekedar sembunyi di telinga manusia, namun ternyata ketika seorang manusia tertidur hingga pagi tanpa mengerjakan shalat malam maka setan akan semakin menguasainya dengan cara mengencingi telingan-nya. Sebagaimana diceritakan dari Abdullah Bin Mas’ud.
ذُكِرَ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ فَقِيلَ: مَا زَالَ نَائِمًا حَتَّى أَصْبَحَ، مَا قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ فَقَالَ: بَالَ الشَّيْطَانُ فِي أُذُنِهِ
Dihadapkan Di sisi Nabi bahwa seorang laki-laki yang selalu tidur sampai pagi tanpa mengerjakan shalat (Qiyamul Lail). Lalu beliau bersabda ; “Setan telah kencing di telinganya”. (H.R. Muslim)
5. Dibawah kuku manusia.
Makanya kita dianjurkan untuk rutin memotong kuku, sunnahnya hari jum’at karena setan bersarang di kuku-kuku yang panjang.
قَلٍّمْ أَظْفَارَكَ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَقْعُدُ عَلَى مَا طَالَ مِنْهَا
“Potonglah kuku-kukumu, karena setan duduk di atas sesuatu yang panjang dari kuku-kuku itu.” Kami hanya menemukannya dalam kitab Al-Firdaus, karya Abu Syuja’ Ad-Dailamiy (3/205), dari Ali bin Abi Tholib -radhiyallahu anhu-. Hadits ini juga dicantumkan oleh Imam Al-Ghozaliy dalam Ihya’ Ulumiddin (1/141), cet. Darul Ma’rifah,
Mengenai Hadits ini, Imam Tajuddin As-Subkiy -rahimahullah- berkata, ;
وهذا فصل جمعت فيه جميع ما في كتاب الإحياء من الأحاديث التي لم أجد لها إسنادا من كتاب العلم
“Ini adalah pasal yang aku kumpulkan di dalamnya semua hadits-hadits yang terdapat dalam Kitab Al-Ihya’ berupa hadits-hadits yang tidak aku temukan sanadnya dalam kitab-kitab ilmu…(kemudian beliau sebutkan hadits di atas dari riwayat Abu Hurairah -radhiyallahu anhu-).” [Lihat Thobaqot Asy-Syafi’iyyah Al-Kubro (6/287 & 293)]
Walau hadits tersebut dhoif namun maknanya adalah shohih, karena memotong kuku itu di sunahkan sebagaimana hadits Dari sahabat Anas bin Malik -radhiyallahu anhu- berkata ;
وَقَّتَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- حَلْقَ الْعَانَةِ وَتَقْلِيمَ الأَظْفَارِ وَقَصَّ الشَّارِبِ وَنَتْفَ الإِبْطِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا مَرَّةً
“Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- telah menetapkan waktu bagi kami dalam mencukur bulu kemaluan, memotong kuku, dan menggunting kumi, satu kali dalam 40 hari.” [HR. Abu Dawud (no. 4200), At-Tirmidziy (no. 2759), An-Nasa’iy (no. 14), dan Ibnu Majah (no. 295).
6. Lubang kemaluan manusia.
Setan dan jin akan menambah rasa nikmat saat seseorang sedang berzina dengan cara menstimulir syaraf kemaluan. Oleh sebab itulah dianjurkan untuk menjaga kebersihan organ intim baik pada pria maupun wanita dan berdo’a sebagaimana Hadits ;
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لَوْ أَنَّ أَحَدَهُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِىَ أَهْلَهُ قَالَ بِاسْمِ اللَّهِ ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ ، وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا ، فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِى ذَلِكَ ، لَمْ يَضُرَّهُ شَيْطَانٌ أَبَدًا
“Jika salah seorang dari kalian menginginkan mendatangi (menyetubuhi) istrinya berdoa “Bismillaahi Alloohumma jannibnasy syaithoona wajannibisy syaithoona maa rozaqtanaa” maka jika Allah mentakdirkan memiliki anak melalui persetubuhan itu, maka ia (anak itu) tidak akan dibahayakan oleh syaitan selama-lamanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Mujahid rahimahullah berkata :
أَنَّ الَّذِي يُجَامِع وَلَا يُسَمِّي يَلْتَفّ الشَّيْطَان عَلَى إِحْلِيله فَيُجَامِع مَعَهُ
“Siapa yang berhubungan intim dengan istrinya lantas tidak mengawalinya dengan ‘bismillah’, maka setan akan menoleh pada pasangannya lalu akan turut dalam berhubungan intim dengannya” (Fath Al-Bari, 9:229).
وروى عن جعفر بن محمد أن الشيطان يقعد على ذكر الرجل فإذا لم يقل ( بسم الله ) أصاب معه امرأته وأنزل في فرجها كما ينزل الرجل ما صحته
Karena itu kita dianjurkan untuk mengikuti sunnah Rasulullah yaitu dengan mencukur rambut kemaluan, memendekkan kumis, memotong kuku dan mencabut bulu ketiak. Sebab selain menjadikan tubuh lebih bersih dan sehat, kita juga dapat menghalangi jin untuk bersembunyi pada bagian tubuh tersebut.
7. Tempat-tempat tersebunyi lain-nya dari tubuh manusia.
Yang di maksud disini adalah organ yang tersebunyi dari tubuh manusia seperti ketiak, otak kecil, ulu hati, belakang lutut, titik-titik bekam, bahkan terkadang jempolan kaki. Oleh sebab itu tidak ada salahnya bila kita selesai meruqyah marqi/marqiyyah untuk menekan ringan bagian yang disebut di atas sambil membacakan ayat penyiksa atau pembakar. Jika marqi meronta atau mencerit dengan suara yg berbeda dari biasanya bisa jadi jin masih di dalamnya karena mungkin saja jumlah mereka tidak hanya satu, maka lakukan ruqyah secara berkala, bisa dengan meruqyah di atas tanah.
=======
Nukilan Buku Panduan Dasar Praktisi JRA Rev IV. Ada yang bilang Praktisi JRA Musyrik dan mengajarkan perdukunan ?
Emang Karakter Warga Takfiri begitu, Dari mulai Neneng Moyangnya Muhammad Bin Abdul Wahhab An-Najdi Ya Akhi!
Ah Senyumin saja ! ???
Intinya ; “Tong Sang Chong” semakin semangat mendakwahkan kitab suci ini!
Allohu Akbar !
Sebentar, “Thong Sang Chong” Thouring dengan Awan Kinton Dulu hahahaha